Manaqib - Rasulullah
SAW sangat menghendaki umatnya beriman. Keinginan inilah yang membuat beliau
berjuang sedemikian rupa demi umatnya mendapatkan hidayah dari Allah swt.
Beliau rela dihina, dikucilkan, disiksa, dan sebagainya demi umatnya
mendapatkan kebaikan. Bisa dibayangkan beliau berbuat baik kepada mereka, tapi
sebaliknya mereka berbuat keburukan kepada Rasulullah saw. Walaupun begitu,
beliau tetap berdakwah dengan penuh rasa saying. Tidak berubah sama sekali.
Sebuah kesabaran yang sangat besar.
Semua hal
yang baik pasti telah beliau perintahkan; dan semua keburukan pasti telah
beliau larang. Semua itu adalah demi kebaikan umatnya. Dalam sebuah hadits
disebutkan:
“Aku telah
perintahkan kalian semua yang Allah swt. perintahkan; dan aku juga telah
melarang kalian semua yang telah Allah swt. larang.”
Sehingga
orang yang tidak masuk surga hanyalah orang-orang yang enggan. Bukan berarti
orang yang bernasib buruk. Rasulullah SAW bersabda:
“Setiap
umatku pasti masuk surga, kecuali orang yang enggan masuk surga.” Para sahabat
bertanya, “Siapa orang yang enggan, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Orang
yang menaati akan masuk surga, sedangkan orang yang tidak menaati adalah orang
yang enggan masuk surga.” [HR. Bukhari].
Rasulullah SAW sangat sayang kepada
umatnya; banyak memberikan kebaikan, dan khawatir umatnya mendapatkan
keburukan. Beliau berdoa kepada Allah swt. agar umatnya tidak dibinasakan.
Dalam sebuah hadits disebutkan:
“Rasulullah
saw. berdoa agar umat Islam tidak dikuasai oleh musuh mereka, agar mereka tidak
dibinasakan dengan paceklik. Dua doa itu dikabulkan. Kemudian beliau berdoa
agar umat Islam tidak terpecah-belah, tapi doa ini tidak dikabulkan.”
Beliau tidak
mau umatnya dibinasakan karena menolak dakwah Rasulullah SAW Padahal umat-umat
terdahulu semuanya binasa ketika mereka menolak dakwah para nabi. Misalnya kaum
nabi Nuh as. dibinasakan dengan banjir, kaum nabi Luth as. dengan hujan batu,
dan sebagainya. Sedangkan hal seperti itu tidak berlaku untuk umat Islam.
Bagaimanapun
penderitaan yang beliau rasakan dari umatnya, beliau tetap bersikap baik kepada
mereka. Dalam sebuah hadits disebutkan:
“Beliau
dipukuli kaumnya hingga berdarah. Namun sambil menghapus darah dari wajahnya,
beliau berdoa, “Ya Allah, ampunilah kaumku, karena sesungguhnya mereka tidak
mengetahui.” [HR.
Bukhari].
(Intisari ceramah H. Akbar pada acara Maulid Nabi Muhammad SAW di Jagat 'Arsy, Rabu, 15 Januari 2014).
Tidak ada komentar :
Posting Komentar