Manaqib - Dalam Al-Qur’an, hidayah bisa bermakna petunjuk yang
diberikan Allah swt. dengan cara mengutus para rasul dengan kitab-kitab suci.
Hidayah ini bersifat penjelasan, sehingga orang yang mendapatkan hidayah ini
bisa mengetahui dan membedakan antara kebaikan dan keburukan; apa yang
bermanfaat baginya dan apa yang membahayakannya; jalan menuju surga dan jalan
menuju neraka. Hidayah ini terdapat dalam Al-Qur’an dan sunnah; diberikan oleh
para nabi dan para da’i.
Semua orang yang sudah mengetahui dan meyakini bahwa
ibadah haji adalah wajib, harus segera melaksanakannya. Dengan begitu, dia
telah
menyambut hidayah. Kalau menunda-nunda atau bahkan tidak melaksanakannya,
dia telah menolak hidayah. Ibarat orang itu adalah seperti seorang dokter yang
senang merokok; mengetahui bahwa merokok berbahaya bagi kesehatannya, tapi
tetap mengkonsumsinya. Seperti orang yang dengan sengaja menjerumuskan dirinya
ke dalam neraka.
Disebutkan, jika seseorang mendapatkan hidayah tapi tidak
segera menyambut, Allah swt. akan mengunci hatinya sehingga tidak bisa beriman
sama sekali. “Dan di antara mereka ada orang yang mendengarkan perkataanmu,
sehingga apabila mereka keluar dari sisimu mereka berkata kepada orang yang
telah diberi ilmu pengetahuan (sahabat-sahabat Nabi): Apakah yang dikatakannya
tadi?” Mereka itulah orang-orang yang dikunci mati hati mereka oleh Allah dan
mengikuti hawa nafsu mereka.” [Muhammad: 16].
Oleh karena itu Rasulullah saw. juga bersabda tentang
orang yang menunda-nunda dalam menyambut hidayah, “Orang yang memiliki
perbekalan dan tunggangan yang bisa membawanya ke Baitullah, tapi tidak segera
melaksanakan haji, maka tidak mengapa baginya untuk mati sebagai orang Yahudi
atau Nasrani.” [HR. Tirmidzi].
Perginya hidayah itu sangatlah mudah, sehingga Rasulullah
saw. pun memperingatkan “Segeralah beramal, sebelum tiba ujian yang membuat
semuanya gelap. Dalam kondisi itu, seorang yang di pagi harinya muslim, berubah
kafir di sore harinya. Atau di sore harinya muslim, berubah kafir di pagi
harinya…” [HR. Muslim].
Sebaliknya, jika dia menyambut hidayah tersebut, Allah
swt. akan terus menambah hidayah, keinginan dan semangat untuk berbuat
kebaikan. “Dan orang-orang yang menyambut hidayah, Allah akan menambah hidayah kepada
mereka, dan memberikan kepada mereka (balasan) ketakwaannya.” [Muhammad: 17].
Selain berupa petunjuk, hidayah bisa juga bermakna
bimbingan Allah swt. yang membuat seseorang mempunyai keinginan dan dorongan
untuk beriman dan melaksanakan kebaikan. Hidayah ini adalah hadiah dari Allah
swt. untuk siapapun yang dikehendaki-Nya. Kehendak Allah swt. ini bersifat
bebas dan tidak berketentuan. Anak dan isteri seorang nabi bisa menjadi kafir;
anak seorang kafir bisa menjadi pejuang dakwah. Oleh karena itu, bimbingan ini
adalah rahasia Allah swt. yang tidak diketahui dan diatur oleh siapapun.
Tanpa kehendak Allah swt., seseorang tidak akan
mendapatkan bimbingan hidayah ini. Bahkan seorang nabi pun tidak bisa
mengusahakannya. Ketika Rasulullah saw. begitu ingin Abu Thalib masuk Islam,
Allah swt. berfirman, “Sesungguhnya kamu tidak akan dapat mengislamkan orang
yang kamu kasihi, tetapi Allah-lah yang mengislamkan orang yang
dikehendaki-Nya, dan Allah lebih mengetahui orang-orang yang pantas menerima hidayah.”
[Al-Qashash: 56].
Tanpa kehendak kehendak Allah swt., sekuat dan sebesar
apapun ajakan untuk berbuat kebaikan, seseorang tidak akan melaksanakannya.
Allah swt. berfirman, “Kalau sekiranya Kami turunkan malaikat kepada mereka,
dan orang-orang yang telah mati berbicara dengan mereka dan Kami kumpulkan
(pula) segala sesuatu ke hadapan mereka niscaya mereka tidak (juga) akan
beriman, kecuali jika Allah menghendaki, tetapi kebanyakan mereka tidak
mengetahui.” [Al-An’am: 111].
Mereka tidak akan berbuat kebaikan, walaupun yang
mengajak mereka adalah para malaikat; walaupun mereka dinasihati orang tua
mereka yang telah mati dan sengaja dibangkitkan dari kubur mereka; walaupun
mereka mendapatkan segala bukti mereka minta.
Dari kenyataan ini, masalah hidayah bukanlah masalah
sederhana. Sebuah rahasia yang tidak diketahui oleh siapa pun. Allah swt.
membuka kesempatan yang sama kepada semua orang untuk mengetahui petunjuk jalan
yang benar. Beruntunglah orang yang segera menyambut hidayah itu; merugilah orang
yang menundanya hingga kesempatan itu pun tertutup baginya.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar