Betapa banyak penyakit hati yang sering kali menjangkit tubuh seorang Muslim. Di antaranya adalah terkalahkan oleh syahwat yang ada pada diri.
Jenis penyakit hati ini yang sering kali menimbulkan seorang Muslim semakin jauh dari Rabbnya, semakin keluar dari jalan yang ditentukan Allah dan Rasul-Nya.Sehingga memberikan dampak buruk pada diri sendiri dan juga lingkungan sekitar.
Seorang
Muslim sepantasnya sadar bahwa tidak lah Allah memberikan suatu penyakit pada
hambaNya melainkan Dia telah menyiapkan obatnya. Dan termasuk darinya adalah
penyakit hati.
مَا أَنْزَلَ اللهُ دَاءً إِلاَّ أَنْزَل لَهُ شِفَاءً
“Tidaklah
Allah menurunkan suatu penyakit, melainkan akan menurunkan pula obat untuk
penyakit tersebut.” (HR. Bukhari)
Betapa pun
bahayanya penyakit hati, Allah telah menyediakan obat penawarnya. Di antaranya
adalah:
1. Quwwatul
iman. Sesungguhnya iman kepada Allah merupakan benteng bagi seorang hamba dari
hal-hal yang haram. Sebagaimana sabda Rasulullah sallallaahu ‘alayhi wa sallam,
لا يزنى الزانى حين يزنى وهو مؤمن
“Tidaklah
seorang pezina berzina ketika dia dalam keadaan beriman.” (HR. Bukhari dan
Muslim)
Ketika
keimanan tertancap dalam pada hati, maka tak akan mudah bagi jiwa tumbuh
keinginan untuk merasakan hal-hal yang haram. Dan sungguh nikmatnya keimanan
bagi seorang Muslim jauh lebih manis dirasa dari nikmatnya syahwat yang
diharamkan Allah. Karena keimanan menimbulkan rasa cinta hamba pada sang
Kholiq.
2. Puasa. Ketika
seorang Muslim belum mampu untuk menikah, maka baginya solusi lain guna menjaga
dirinya dari kehinaan, ia adalah puasa. Puasa mendidik Muslim untuk senantiasa
sabar, tahan menghadapi tekanan dan merdeka dari keinginan hawa nafsu.
3. Menjauhi
dosa kecil. Banyak di antara Muslim melakukan dosa-dosa besar. Entah, apakah
karena mereka tak tau bahwa itu termasuk dosa atau karena memang dia
menyepelehkan dosa tersebut.
Padahal ini
merupakan senjata ampuh setan untuk mensesatkan seorang Muslim. Allah
berfirman,
ثُمَّ لآتِيَنَّهُم مِّن بَيْنِ أَيْدِيهِمْ وَمِنْ خَلْفِهِمْ وَعَنْ أَيْمَانِهِمْ وَعَن شمالهم وَلاَ تَجِدُ أَكْثَرَهُمْ شَاكِرِينَ
“Kemudian
saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan
dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan men-dapati kebanyakan mereka bersyukur
(taat).” (QS. Al A’raf: 17)
Ketika
seorang Muslim menyepelehkan kemaksiatan, maka setan akan bahagia karena
senjata ampuhnya telah melukai musuhnya.
4. Memikirkan
nikmatnya surga. Allah telah menjanjikan surga bagi siapa yang taat padaNya.
Surga yang belum pernah terlihat oleh mata (makhluq), terdengar oleh telinga,
terasa oleh hati. Sungguh apa pun yang menjadi harapan di dunia telah tersedia
di sana. Maka betapa indahnya jika syahwat diri dipenuhi ketika di surga nanti.
5. Doa. Sungguh
doa merupakan senjata seorang Muslim. Senjata yang tak akan berkhianat. Setiap
Muslim membutuhkannya, apalagi di kala genting dan terjepit.
Yusuf
‘alayhis salaam ketika menghadapi fitnah berupa ajakan berbuat nista imroatul
aziz, maka ia berdoa,
قَالَ رَبِّ السِّجْنُ أَحَبُّ إِلَيَّ مِمَّا يَدْعُونَنِي إِلَيْهِ وَإِلَّا تَصْرِفْ عَنِّي كَيْدَهُنَّ أَصْبُ إِلَيْهِنَّ وَأَكُنْ مِنَ الْجَاهِلِينَ
Yusuf
berkata: “Wahai Tuhanku, penjara lebih aku sukai daripada memenuhi ajakan
mereka kepadaku. Dan jika tidak Engkau hindarkan dari padaku tipu daya mereka,
tentu aku akan cenderung untuk (memenuhi keinginan mereka) dan tentulah aku
termasuk orang-orang yang bodoh.” (QS. Yusuf: 33)
6. Maka apa hasil dari doanya?
فَاسْتَجَابَ لَهُ رَبُّهُ فَصَرَفَ عَنْهُ كَيْدَهُنَّ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ
“Maka
Tuhannya memperkenankan doa Yusuf dan Dia menghindarkan Yusuf dari tipu daya
mereka. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS.
Yusuf: 34)
Apakah kita
pernah berdoa demikian? Atau bahkan kita menikmati syahwat yang menjadikan
budak diri kita atas diri kita sendiri? Na’uudzu billaah
Tidak ada komentar :
Posting Komentar