RANGGEUYAN MUTIARA : (1) ulah ngewa ka ulama anu sajaman (2) ulah nyalahkeun kana pangajaran batur (3) ulah mariksa murid batur (4) ulah medal sila upama kapanah - KUDU ASIH KA JALMA NU MIKANGEWA KA MANEH - Pangersa Guru Almarhum

Rabu, 20 Agustus 2014

INDAHNYA BUAH KEIKHLASAN

Manaqib - Di antara buah paling agung dan manfaat paling besar yang diperoleh oleh orang-orang yang ikhlas adalah diharamkan tersentuh api neraka. Di samping keutamaan-keutamaan lain yang Allāh janjikan untuk mereka.

Rasulullāh ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya Allāh mengharamkan sentuhan api neraka kepada orang yang mengucapkan la ilaha illallāh dengan ikhlas karena mencari wajah Allāh.” (HR. Bukhari dan Muslim dari Itban raḍiyallāhu’anhu)



Hadits di atas mengajarkan kepada kita :


Pertama : Orang yang ikhlas/bertauhid akan selamat dari hukuman kekal di dalam neraka, yaitu selama di dalam hatinya masih tersisa iman/tauhid meskipun sekecil biji sawi. Apabila keikhlasan itu sempurna di dalam hatinya, ia akan selamat dari hukuman neraka dan tidak masuk ke dalamnya sama sekali (al-Qaul as-Sadid, hlm. 17).


Kedua : Orang yang mendapatkan keutamaan ini hanyalah orang yang ikhlas dalam mengucapkan kalimat syahadat. Maka, terkecualikan dari keutamaan ini orang-orang munafik, dikarenakan mereka tidak mencari wajah Allāh ketika mengucapkannya (at-Tam-hid, hlm. 26).


Ketiga : Ḥadīṡ ini mengandung bantahan bagi Murji’ah yang menganggap bahwa ucapan la ilaha illallāh itu sudah cukup tanpa harapan mencari wajah Allāh (ikhlas). Selain itu, ḥadīṡ ini mengandung bantahan bagi Khawarij dan Mu’tazilah yang beranggapan bahwa pelaku dosa besar kekal di dalam neraka. Padahal, hadits ini menunjukkan para pelaku perbuatan tersebut -yang masih beriman- tidak akan kekal di neraka (al-Qaul al-Mufīd ‘alā Kitāb at-Tauḥīd [1/46])


: Orang yang ikhlas akan merasa ringan melakukan berbagai ketaatan -yang pada umumnya terasa memberatkan-, karena orang yang ikhlas senantiasa menyimpan harapan pahala dari Allāh. Demikian pula, ia akan merasa ringan dalam meninggalkan maksiat, karena perasaan takut akan hukuman Rabbnya yang tertanam kuat di dalam hatinya (al-Qaul as-Sadid, hlm. 17)


: Orang yang ikhlas dalam beramal akan bisa mengubah amalannya yang tampak sedikit menjadi banyak pahalanya, sehingga ucapan dan amalannya akan membuahkan pahala yang berlipat ganda (al-Qaul as-Sadid, hlm. 19).


Syaikh as-Sa’di raḥimahullāh mengatakan, “Amal-amal itu sesungguhnya memiliki keutamaan yang bervariasi dan pahala yang berlipat-lipat tergantung pada keimanan dan keikhlasan yang terdapat di dalam hati orang yang melakukannya… ” (Bahjah al-Qulub al-Abrar, hlm. 17).


Yahya bin Abī Kaṡīr raḥimahullāh berkata, “Malaikat naik ke langit membawa amal seorang hamba dengan perasaan gembira. Apabila dia telah sampai di hadapan Rabbnya, Allāh pun berkata kepadanya, “Letakkan ia di dalam Sijjin [catatan dosa], karena amalan ini tidak ikhlas/murni ditujukan kepada-Ku.” (al-Ikhlas wa an-Niyah, hlm. 45)


Semoga Allāh menjadikan kita orang yang ikhlas.

Tidak ada komentar :