Kita pilih tahajud, dosa kita diampuni. Kita pilih tobat, doa kita diijabah
sesuai janji Allah. Kalau kita tidak memilih tahajud, berarti kita memilih
‘dikencingi’ setan. Dan itu ada rangkaian takdirnya. Jadi kita harus sadar
sekali bahwa manusia diberikan pilihan oleh Allah.
Benar, bahwa segala sesuatu sudah ada di lauh mahfudz, termasuk dua
pilihan tadi. Kalau kita memilih tahajud, di lauh mahfudz sudah ada
catatan apa takdir yang Allah berikan, begitu juga sebaliknya.
Contoh, ketika selesai salat subuh, kita punya pilihan mau sedekah atau tidak.
Kalau kita sedekah, takdirnya kalau ikhlas ada malaikat yang mendoakan. Kita
akan dibukakan rezeki yang berkah. Kalau tidak mau sedekah, takdirnya ada juga
malaikat yang mendoakan, kesulitan menimpa kita.
Hari ini Allah tahu apa yang akan menimpa kita yang sudah terjadwal di
sisi-Nya. Aneka nikmat dan musibah. Tapi Allah juga sudah memberikan
amalan-amalannya. Misalkan hari ini kita dalam rencana Allah akan ditimpa
musibah, tapi kita berdoa kepada Allah dengan baik, maka takdir kita akan
diganggu oleh manusia diubah oleh Allah. Sebabnya, kita memilih mengamalkan doa
tersebut.
Jadi tidak ada yang lepas. Semua yang terjadi tidak ada yang keluar dari takdir
Allah. Hanya kita diberikan pilihan-pilihan. Karena kita manusia dan jin sudah
diilhamkan. Tetapi kalau pilihan kita kebaikan dan kita jadi berbuat baik,
tidak boleh kita menganggap itu kebaikan kita. Harus anggap semua itu adalah
karunia Allah.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar