RANGGEUYAN MUTIARA : (1) ulah ngewa ka ulama anu sajaman (2) ulah nyalahkeun kana pangajaran batur (3) ulah mariksa murid batur (4) ulah medal sila upama kapanah - KUDU ASIH KA JALMA NU MIKANGEWA KA MANEH - Pangersa Guru Almarhum

Senin, 01 September 2014

PERLU MENYAMAKAN FREKUENSI UNTUK BISA MENCINTAI ALLAH

Manaqib - Garputala  akan bergetar manakala menyerap frekuensi yang sama. Garputala itu juga akan menggetarkan garputala di sekitarnya bila ia menangkap gelombang getaran yang identik dengan dirinya. Tetapi bila gelombang yang digetarkan tidak pada frekuensi sama, garputala tersebut tidak bergetar dan juga tidak menggetarkan garputala yang lainnya.


Begitu juga dalam hidup ini. Pergaulan kita dengan orang lain juga menganut hukum seperti itu. Hukum frekuensi yang sama. Sadar atau tidak sadar, sehari-harinya kita memancarkan suatu frekuensi tertentu. Begitu juga, orang-orang di sekitar kita memancarkan suatu frekuensi di sekitarnya. Seseorang akan menggetarkan dan digetarkan oleh orang lain yang memiliki frekuensi yang sama dengan dirinya.



Seseorang merasa nyaman dengan orang dengan frekuensi yang identik dengan dirinya, bila tidak ia akan merasa tertolak. Oleh sebab itu, orang yang dekat dalam hidup kita adalah orang yang memiliki frekuensi serupa. Sebaliknya, orang yang kita merasa asing dengannya, bisa jadi karena ia memancarkan frekuensi berbeda dengan diri kita.


Lalu apa maksud dari hukum ini? Hukum frekuensi yang sama? Maksudnya adalah lingkungan memiliki peran yang penting dalam mewarnai hidup kita. Begitupun kita juga memiliki peran dalam mempengaruhi lingkungan di mana kita berada.


Selain itu, pelajaran yang dapat dipetik adalah bila kita hendak berubah, hendaknya kita mengubah diri terlebih dahulu. Perubahan yang terekspresikan dalam frekuensi tertentu ini, selanjutnya akan mengubah orang-orang di sekitar kita untuk memiliki frekuensi serupa. Jadi, mulailah dari diri sendiri.


Karenanya janganlah menyerah jika kita berpikiran tidak mampu mengubah hidup kita menjadi lebih baik, yaitu lebih dekat kepada Allah. Kuncinya terletak pada diri kita. Mungkin saja frekuensi yang kita getarkan selama ini adalah frekuensi yang bertolak belakang dengan frekuensi para pencinta Allah. Hal ini membuat Allah pun jadi teramat sulit untuk kita cintai.

Tidak ada komentar :