Begitu juga
dalam hidup ini. Pergaulan kita dengan orang lain juga menganut hukum seperti
itu. Hukum frekuensi yang sama. Sadar atau tidak sadar, sehari-harinya kita
memancarkan suatu frekuensi tertentu. Begitu juga, orang-orang di sekitar kita
memancarkan suatu frekuensi di sekitarnya. Seseorang akan menggetarkan dan
digetarkan oleh orang lain yang memiliki frekuensi yang sama dengan dirinya.
Seseorang
merasa nyaman dengan orang dengan frekuensi yang identik dengan dirinya, bila
tidak ia akan merasa tertolak. Oleh sebab itu, orang yang dekat dalam hidup
kita adalah orang yang memiliki frekuensi serupa. Sebaliknya, orang yang kita
merasa asing dengannya, bisa jadi karena ia memancarkan frekuensi berbeda
dengan diri kita.
Lalu apa
maksud dari hukum ini? Hukum frekuensi yang sama? Maksudnya adalah lingkungan
memiliki peran yang penting dalam mewarnai hidup kita. Begitupun kita juga
memiliki peran dalam mempengaruhi lingkungan di mana kita berada.
Selain itu,
pelajaran yang dapat dipetik adalah bila kita hendak berubah, hendaknya kita
mengubah diri terlebih dahulu. Perubahan yang terekspresikan dalam frekuensi
tertentu ini, selanjutnya akan mengubah orang-orang di sekitar kita untuk
memiliki frekuensi serupa. Jadi, mulailah dari diri sendiri.
Karenanya
janganlah menyerah jika kita berpikiran tidak mampu mengubah hidup kita menjadi
lebih baik, yaitu lebih dekat kepada Allah. Kuncinya terletak pada diri kita.
Mungkin saja frekuensi yang kita getarkan selama ini adalah frekuensi yang
bertolak belakang dengan frekuensi para pencinta Allah. Hal ini membuat Allah
pun jadi teramat sulit untuk kita cintai.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar