H. Akbar
Korelasi antara hati kita dengan godaan setan itu, serupa rumah
dengan banjir. Rasa aman yang kita rasakan di dalam rumah, senyaman apa
pun itu, tetap saja tak luput dari terpaan air. Air tetap akan merangsek
mencari celah sekecil apapun guna masuk ke dalam rumah dan
menenggelamkan diri kita. Ia datang dari depan, belakang, kanan, maupun
sisi kiri kita, kecuali dari arah atas. Allah Subhaanahu wa Ta’aalaa berfirman,
“Iblis
menjawab: “Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya
benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang
lurus, kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang
mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati
kebanyakan mereka bersyukur (taat).” [Al-A’raaf: 16-17]
Mungkin ada di antara kita yang kuat ibadahnya, tapi saat
diuji dengan godaan harta, ia lemah. Ada pula yang kuat terhadap goda
harta, tapi rapuh dengan tahta. Ada pula yang tidak tergiur dengan harta
dan tahta, tapi rupanya takluk kepada wanita. Dan di antara godaan
‘hartawan’ (harta, tahta, wanita) itu, godaan wanitalah yang paling
dahsyat dalam melunturkan ‘pertapaan’ seorang ikhwan (laki-laki).
Rasulullah Sallallahu ‘Alaihi wa Sallam pernah bersabda, sebagaimana yang diriwayatkan Usamah bin Zaid Radhiallahu‘anhu, “Saya tidak meninggalkan sesuatu fitnah setelahku yang lebih besar bahayanya bagi kaum lelaki daripada perempuan.” [HR. Bukhari dan Muslim]
Tidak ada komentar :
Posting Komentar