RANGGEUYAN MUTIARA : (1) ulah ngewa ka ulama anu sajaman (2) ulah nyalahkeun kana pangajaran batur (3) ulah mariksa murid batur (4) ulah medal sila upama kapanah - KUDU ASIH KA JALMA NU MIKANGEWA KA MANEH - Pangersa Guru Almarhum

Sabtu, 04 Januari 2014

ANUGERAH ISTIQOMAH DAN KEMULIAAN JIWA

Manaqib -
Akidah akan mengajari manusia tentang kemuliaan jiwa, membersihkan jiwa dari hal-hal yang kotor, keji, fasiq dan sebagainya. Oleh karena itu akidah melarangnya berbuat keji dan dosa:


قُلْ إِنَّمَا حَرَّمَ رَبِّيَ الْفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ وَالْإِثْمَ وَالْبَغْيَ بِغَيْرِ الْحَقِّ

Katakanlah: “Tuhanku hanya mengharamkan perbuatan yang keji, baik yang nampak atau pun yang tersembunyi, dan perbuatan dosa, melanggar hak manusia tanpa alasan yang benar.” [Al-A’raf: 33].

Akidah akan mengangkat manusia kepada derajatnya sebagai manusia; tidak akan membiarkannya jatuh dalam kubangan syahwatnya. Akidah akan menggariskan untuknya jalan yang lurus, membimbing langkahnya, mengangkat kepalanya, dan menaikkan semangatnya.

Akidah senantiasa mengajari dan menuntun. Orang yang membaca ayat-ayat Al-Qur’an akan melihat bagaimana aturan akhlak yang sangat unik, akan melihat bagaimana tarbiyah yang bisa mengangkat manusia hingga terbang jauh dari cakralawa kedhaliman, kejahatan, dan pemutar-balikan.

Di antara hal menakjubkan yang bisa kita lihat adalah bahwa akidah berkata kepada seorang muslim, “Janganlah berbuat dhalim, karena Allah swt. tidak pernah berbuat dhalim…Jangan menyakiti karena Allah swt. sangat sayang dan belas kasihan…

Umat manusia hanya bisa hidup bahagia dan tenteram dengan jiwa dan akhlak yang tinggi, yang akan menerangi keluarga dan masyarakat dengan cahaya, kejernihan, dan kesucian. Hal ini sangat diperlukan oleh setiap umat dan generasi yang ingin bangkit. Oleh karena itu, seorang da’i berkonsentrasi dalam menghidupkan akidah dalam jiwa-jiwa obyek dakwah sehingga ruh, pemikiran, dan langkah mereka menjadi tinggi, tidak rendah seperti hewan.

Tidak ada komentar :