RANGGEUYAN MUTIARA : (1) ulah ngewa ka ulama anu sajaman (2) ulah nyalahkeun kana pangajaran batur (3) ulah mariksa murid batur (4) ulah medal sila upama kapanah - KUDU ASIH KA JALMA NU MIKANGEWA KA MANEH - Pangersa Guru Almarhum

Senin, 27 Januari 2014

MEREKA TIDAK IRI

Manaqib - Adakah orang yang paling layak diteladani dalam kehidupan ini selain daripada sahabat-sahabat Rasulullah? Adakah orang yang paling bahagia di dunia ini selain dari pada sahabat-sahabat Rasulullah?

Rasulullah bersabda, “Sebaik-baik manusia adalah zamanku, dan kemudian setelahnya, dan kemudian setelahnya.” (HR. Bukhari).

Secara aqliyah, hadits ini memberikan penegasan yang sangat jelas bahwa umat Islam dimana dan kapan pun harus meneladani para sahabatnya dalam menjalani kehidupan ini. Karena para sahabat itu adalah profil sebaik-baik manusia.
Di antara sahabat ada yang hidup kaya raya tetapi tetap dalam keimanan. Ada yang hidup sederhana tetapi sangat gemar dalam sedekah. Bahkan ada yang hidup sangat susah, tetapi tetap bahagia dalam ketaatan dan ketakwaan. Mereka tidak meratapi kemiskinannya, tetapi malah berpikir bagaimana tidak kalah dalam beramal dengan sahabat-sahabat lain yang memiliki kemampuan sedekah.

Abu Dzar berkata, beberapa shahabat berkata kepada Rasulullah. “Wahai Rasulallah, orang-orang kaya itu mengumpulkan banyak pahala. Mereka shalat sebagaimana kami shalat, mereka puasa sebagaimana kami puasa, dan mereka bershadaqah dengan kelebihan harta mereka (sementara kami tidak bisa bershadaqah).”

Beliau bersabda, “Bukankah Allah telah menjadikan sesuatu yang bisa kalian shadaqahkan? Sesungguhnya setiap tasbih (subhanallah) adalah shadaqah, setiap takbir (Allahu Akbar) adalah shadaqah, setiap tahmid (alhamdulillah) adalah shadaqah, setiap tahlil (laa ilaaha illallaah) adalah shadaqah, menyeru kepada kebaikan adalah shadaqah, mencegah kemungkaran adalah shadaqah, dan bersetubuh dengan istri juga shadaqah.”

Mereka bertanya, “Wahai Rasulallah, apakah jika di antara kami menyalurkan hasrat biologisnya (kepada istrinya) juga mendapat pahala?” Beliau menjawab: “Bukankah jika disalurkan pada yang haram dia berdosa? Maka demikian pula jika disalurkan pada yang halal, dia mendapatkan pahala.” (HR Muslim).

Demikian indah cara pandang para sahabat dalam menjalani kehidupan dunia ini. Mereka tidak pernah iri dengan harta benda atau kekayaan sahabat yang lain. Yang mereka khawatirkan justu bagaimana tidak kalah dalam amal sholeh dengan sahabat-sahabat Nabi yang memiliki kekayaan.

Tidak ada komentar :