RANGGEUYAN MUTIARA : (1) ulah ngewa ka ulama anu sajaman (2) ulah nyalahkeun kana pangajaran batur (3) ulah mariksa murid batur (4) ulah medal sila upama kapanah - KUDU ASIH KA JALMA NU MIKANGEWA KA MANEH - Pangersa Guru Almarhum

Kamis, 31 Juli 2014

SETIAP SATU KESULITAN TERDAPAT DUA KEMUDAHAN

Manaqib - “Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan”. (QS. 94: 5-6)

Imam al-Baghawi, Imam al-Ma’iny dan Syeikh Muhyiddin ad-Darwisy menyebutkan bahwa, “Isim nakirah jika disebut dua kali maka yang kedua tidaklah sama dengan yang pertama. Namun, jika isim makrifat disebut dua kali maka yang kedua sama dengan yang pertama.”

(Al-Baghawy, Ma’alim at-Tanzil, Vol. IV, hlm. 470, Muhyiddin ad-Darwisy, I’rabu al-Qur`an al-Karim wa Bayanuhu, Beirut: Dar Ibnu Katsir, Cet. IX, 2005 M-1426 H, Vol. VIII,hlm. 353)


Dari kaidah ini bisa ditarik sebuah kesimpulan, setiap satu kesulitan terdapat dua kemudahan. Setidaknya akan berupa penyelesaian yang terbaik serta pahala kebaikan yang hanya diketahui Allah jika bersabar dalam menghadapinya. Setelah kesulitan dan beban-beban dakwah yang berat di Makkah, Allah akan memberikan kemudahan dan kemenangan di Madinah.

Kemudahan yang diberikan Allah bahkan berlipat-lipat. Jika Nabi saw terlahir sebagai yatim, beliau bahkan menyantuni banyak fakir miskin dan anak-anak yatim serta para janda miskin. Allah berikan kekayaan, beliau diangkat derajatnya, dilapangkan dadanya dan diringankan beban-bebannya. Apalagi setelah diangkat sebagai Nabi dan Rasul Allah swt. Meski, tekanan justru datang setelah itu. Tapi kemudahan dan kemenangan Allah jadikan setelahnya. Bahkan, beliau menjelma menjadi rahmat –atas titah Allah- bagi segenap alam semesta. Bukan hanya bagi manusia saja.

Jika pada mulanya Islam ditekan, pengikutnya juga ditindas dan dihina, pengikutnya orang-orang lemah dan terzhalimi. Tapi akhirnya, Allah mengubahnya sesuai janjinya. Sebagai contoh kisah Fathu Makkah memberikan kebenaran janji Allah. Dengan segala izzah, Rasul memasuki kota Makkah. Jika sebelumnya orang-orang kuat penduduk Makkah menindas beliau dan para pengikutnya, maka pada saat itu semuanya tertunduk pasrah.

Bahkan sebagian dari mereka ada yang melarikan diri. Kemuliaan yang tak menjadikan beliau sombong dan lupa diri. Beliau justru memperbanyak tasbih dan istighfar, bersyukur atas kemuliaan dan kemenangan yang dikaruniakan Allah berupa mengukuhkan dan mengokohkan agama-Nya di muka bumi ini.

Yakinlah, setiap satu kesulitan ada dua kemudahan yang disiapkan Allah, kemudahan duniawi dan ukhrawi. Tak heran jika kemudian beliau bersabda sebagaimana yang diriwayatkan Ibnu Abbas dan Ibnu Mas’ud ra, “Beritakan kabar gembira, telah datang kemudahan. Takkan pernah satu kesulitan mengalahkan dua kemudahan.”

(Ibnu Jarir ath-Thabary, Jami’ al-Bayan,Op.Cit, Vol. 30, hlm. 286, Abul Qasim Jarullah Az-Zamakhsyari, al-Kasyaf an Haqa`iq at-Tanzil wa ‘Uyun al-Aqawil fi Wujuh at-Ta`wil, Cairo: Maktabah Mustafa Muhammad, Cet.I, 1354 H, Vol.IV, hlm. 221)

Tidak ada komentar :