RANGGEUYAN MUTIARA : (1) ulah ngewa ka ulama anu sajaman (2) ulah nyalahkeun kana pangajaran batur (3) ulah mariksa murid batur (4) ulah medal sila upama kapanah - KUDU ASIH KA JALMA NU MIKANGEWA KA MANEH - Pangersa Guru Almarhum

Minggu, 24 Agustus 2014

DIMENSI SPIRITUAL UNTUK MENGGAPAI KEBAHAGIAAN

Manaqib - Bagi orang yang beriman, kemahakehadiran Allah di mana saja (omnipresence) merupakan pondasi dasar yang ditanamkan paling awal dalam pendidikan agama. Tanpa keyakinan akan adanya Allah dan kemahahadirannya di mana saja dan kapan saja, keberagaman hanya akan menjadi seperti jasad tanpa ruh, bangunan tanpa pondasi atau atap tanpa tiang; rentan untuk roboh dan hancur serta tak bisa bertahan walau hanya dengan goyangan kecil dalam waktu sesaat.


Al-Qur’an QS 2: 115, “Dan milik Allah Timur dan Barat. Ke mana pun kamu menghadap di sanalah wajah Allah. Sungguh, Allah Maha Luas, Maha Mengetahui,” QS 4: 126, “Dan milik Allah-lah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi, dan (pengetahuan) Allah meliputi segala sesuatu,” serta QS 57:4, "Dan Dia bersamamu dimanapun kamu berada, dan Allah Maha Melihat apapun yang kamu kerjakan" merupakan sebagian ayat yang mewakili beberapa ayat lainnya yang senada yang secara jelas menunjukkan sifat omnipresence Allah.

Keyakinan akan kehadiran Allah dalam setiap aktifitas keseharian kita adalah dimensi spiritual yang memiliki power sangat dahsyat untuk menggapai kesuksesan dan kebahagiaan, baik sebagai pribadi atau sebagai komunitas bersama. Kesuksesan perusahaan pun tidak menjadi pengecualian dari kaidah ini.
John B Izzo dalam bukunya Awakening Corporate Soul menyatakan bahwa saat ini adalah waktu yang tepat untuk menghadirkan kembali sesuatu yang sangat dilupakan dan disia-siakan kehidupan kerja masyarakat sekuler modern, yaitu kehadiran Tuhan sebagai dimensi spiritual.

Menurutnya, Tuhan hadir tidak hanya di tempat-tempat peribadatan, melainkan juga di tempat kerja. Bukan hanya di depan perusahaan, melainkan juga di setiap meja kerja yang banyak berderet di kantor perusahaan. Kesadaran semacam ini akan menjadi jalan keluar yang sangat efektif dari dua permasalahan besar yang dihadapi banyak perusahaan akhir-akhir ini, yaitu krisis komitmen dan lambannya proses penyadaran jiwa untuk bangkit dan sukses.

Kesadaran akan kehadiran Allah seperti di atas akan melahirkan ethos dan habitus positif yang akan mengantarkan manusia pada kesuksesan dan kebahagiaan. Dengan kesadaran seperti itu seseorang akan merasa dirinya senantiasa terpantau dan terawasi untuk kemudian menjadi kontrol diri untuk tidak melakukan sesuatu yang menyimpang (negatif).

Lebih lanjut adalah bahwa dirinya tidak merasa sendiri, melainkan ada Tuhannya yang Maha Pengasih dan Penyayang serta Maha Penolong dan Maha Melindungi. Perasaan seperti ini pada gilirannya akan melahirkan ketenangan, kedamaian dan ketenteraman yang menjauhkan dirinya dari stress dan depresi.

Kondisi hati yang tenang, damai dan tenteram itu selanjutnya akan menjadi modal utama penggapaian prestasi yang maksimal dalam setiap bidang yang digelutinya. Semua pakar dan konsultan sumber daya manusia (human resource management) mengakui bahwa faktor psikologis (soft skill) menjadi poin yang lebih menentukan kesuksesan ketimbang faktor fisik (hard skill) dengan perbandingan persentase 80 persen melawan 20 persen.

Tidak ada komentar :