Jika ditelusuri sesungguhnya ada beberapa faktor yang melatarbelakangi fenomena demikian terjadi.Beberapa faktor tersebut antara lain:
Pertama, sibuk dengan urusan dunia hingga melupakan negeri akhirat. Terlebih di era modern dan orang-orang kota yang terlalu sibuk dan padat dengan segudang aktivitas. Kesibukannya telah menyita waktu hingga lupa akan tempat kembalinya (akhirat).
Orang yang
disibukkan dengan urusan duniawi tidak sadar bahwa akhirat itu benar-benar ada
dan akan memperhitungkan segala perbuatan yang dilakukannya di dunia. Allah SWT
menyinggung orang yang sibuk hingga maut menjemput, “Bermegah-megahan telah
melalaikan kamu sampai kamu masuk ke dalam kubur. Sekali-kali tidak! Kelak kamu
akan mengetahui (akibat perbuatanmu itu).” (QS At-Takaatsur: 1-3)
Kedua, lupa
kepada Allah SWT. Hal ini berkorelasi dengan kesibukan mengurus masalah dunia
hingga lupa pula akan Allah SWT, sang Khaliq. Allah SWT sudah mengingatkan
masalah ini dengan firman-Nya, “Wahai orang-orang beriman! Janganlah
harta-hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Dan
barangsiapa berbuat demikian, maka mereka itulah orang-orang yang rugi.”
(Al-Munaafiqun: 9)
Ketiga,
inkonsistensi alias tak istiqomah terhadap bekal keyakinan (iman) yang telah
dimilikinya. Lagi-lagi masalah dunia menjadi faktor kebanyakan yang dirasakan
oleh orang-orang seperti ini. Mereka menukar kenikmatan iman dengan kekafiran.
Dalam kasus seperti ini, Allah SWT menyinggungnya, sebagaimana firman-Nya:
“Sesungguhnya
orang-orang yang beriman lalu kafir, kemudian beriman (lagi), kemudian kafir
lagi, lalu bertambah kekafirannya, maka Allah tidak akan mengampuni mereka dan
tidak (pula) menunjukkan kepada mereka jalan (yang lurus).” (QS. An-Nisaa’:
137)
Kita memohon
kepada Allah SWT agar terhindar dari hal yang demikian. Na’udzubillahi min
dzalik.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar