RANGGEUYAN MUTIARA : (1) ulah ngewa ka ulama anu sajaman (2) ulah nyalahkeun kana pangajaran batur (3) ulah mariksa murid batur (4) ulah medal sila upama kapanah - KUDU ASIH KA JALMA NU MIKANGEWA KA MANEH - Pangersa Guru Almarhum

Rabu, 03 September 2014

MELIHAT WAJAH ALLAH SUATU KENIKMATAN TIADA TARA

Manaqib - Ukuran keimanan seseorang salah satunya bisa dilihat dari pelaksanaan shalat Subuh dan shalat Ashar.  Kalau akidahnya benar, keyakinannya benar, maka kita tidak akan melewatkan shalat Subuh dan Ashar.

Amal yang paling utama dilihat dari seorang hamba adalah amalan shalatnya. Jika kita mampu mengalahkan urusan dunia untuk shalat Subuh dan Ashar, maka itu akan meringankan pelaksanaan ibadah lainnya. Banyak hadits Nabi yang mengaitkan tingkatan keimanan seseorang dengan pelaksanaan shalat di kedua waktu tersebut.


Mudahnya seseorang melaksanakan shalat di kedua waktu tersebut berarti mudah juga shalat di tiga waktu lainnya. Jika shalat lima waktu ringan kita kerjakan, ibadah atau amalan lainnya juga dengan sendirinya ingin kita lakukan.

Walau masalah ini sudah banyak dikaji di berbagai majelis ilmu, namun kita tidak boleh menganggap bahwa shalat sebagai ibadah biasa.

Dalam Surat Al-Qiyamah ayat 24, dijelaskan “wajah-wajah orang kafir pada hari kiamat menjadi muram.”

Kemudian dijelaskan penyebab kemuraman mereka karena akan tertimpa malapetaka yang sangat dahsyat. Penyebab turunnya adzab tersebut dijelaskan di ayat 31: “Karena dia (mereka dahulu) tidak mau membenarkan Al-Quran Rasul dan tidak mau shalat”.

Pahala shalat selama hidup di dunia menjadi amalan penting untuk melihat wajah Allah di hari kiamat.

Barangsiapa ingin melihat wajah Allah maka hendaknya ia meningkatkan amal shalihnya. Barangsiapa ingin melihat wajah Allah, jangan lupa berdoa. Dan barangsiapa mendahulukan dunia, begadang dan akhirnya melewatkan shalat Subuh dan Ashar, maka ia tidak akan melihat wajah Allah.

Melihat wajah Allah, adalah suatu kenikmatan tiada tara bagi orang-orang beriman.

Tidak ada komentar :