Pertama, Memilih bibit unggul. Dzikir itu banyak macamnya. Tetapi yang paling unggul adalah La Ilaha Illa Allah. Dzikir ini disebut sebagai afdloludz-dzikri.
Kedua Mengolah tanah. Agar dzikir bisa tumbuh dengan baik, ‘tanah’ yang kita olah adalah hati. Hati kita harus tetap ‘gembur’ jangan sampai mengeras seperti batu. Dzikir dan membaca Al-Quran berperan penting dalam ‘menggemburkan’ hati.
Ketiga, Pengairan. Khidmat ilmiah merupakan siraman rohani yang sangat dibutuhkan agar dzikir tidak layu.
Keempat. Pemupukan. Shalat berjamaah, dzikir harian, khataman, dan manakiban merupakan ‘pupuk’ yang akan menumbuhkan dan menyuburkan dzikir.
Kelima
Memberantas hama penyakit. Sejauh ini, malas merupakan hama penyakit
yang harus diberantas. Malas merupakan sumber dari kelemahan dzikir.
(Intisari Khidmat Ilmiah pada acara Manakiban di Masjid Nurul Yaqin,
Minggu 5 Januari 2014.)
Tidak ada komentar :
Posting Komentar